KISAH KELUARGA BAHAGIA - Bagian 16 (Part 1)
Pemandangan Tengah Malam...
"Saayaaang.... Ayo buruanh mandinya... Makanan sudah siap loohh.... " Panggil Citra mengetuk pintu kamar mandi lalu kembali kedapur sambil menyiapkan makan malam di meja
makan. "Jangan lama-lama mandinya... Nanti masuk angin..." Tambahnya lagi. "Iya Maaa... Ini sebentar lagi juga kelar...." Balas Clara yang terdengar begitu sibuk di kamar mandi. "Aduuhh anak Mama nih kalo mandi mbok ya ditutup pintunyaaa.... Ntar ada yang lihat looh..." Tegur Citra yang sepertinya tak bosan-bosan mengingatkan kebiasaan Clara yang susah sekali
hilang. "Ah nanggung Maaa.... Toh dirumah ini sudah biasa ngelihat Clara mandi....." "Hhhhh... Dasar anak jaman sekarang.... Susah banget kalo dibilangin...." Ucap Citra sambil
melemparkan handuk mandi Clara kearahnya, "Ya sudah... Habis ini kamu pake baju... " "Siap Booosss...." Ucap Clara singkat sambil mengeringkan tubuhnya, lalu setelah itu ia berlari
keatas menuju kamar tidurnya. "Sekalian bangunin kakakmu yaa Sayaaang....." "Iya Maaaa...." Sahut Clara dari kejauhan, yang disusul dengan gedoran keras di pintu kamar
Ciello.
DUK DUK DUK "Kaaakaaakkkk.... Bangun Kaaakk... Waktunya maaakaaannn...." Teriak Clara lantang sambil
terus menggedor pintu kamarnya. "Beerrriiiissssssiiiiikkkkk....." Erang Ciello tak kalah lantangnya. Disusul dengan suara berdebam nyaring, "Aduuhh... Kampreeett....."
Dengan langkah gontai, terlihat Ciello menuruni anak tangga. Satu demi satu hingga akhirnya ia duduk di anak tangga paling bawah. Matanya terlihat masih merah dan rambutnya acak-acakan. Sepertinya putra Citra begitu lelah dengan aktifitasnya pagi tadi.
"Ayo sini Sayang... Makan dulu...." Panggil Citra melambaikan tangannya. "Kampret tuh si Toket.... Ngebanguninnya ngagetin banget...." Gerutu Ciello yang tak
menghiraukan panggilan Citra. Masih terduduk di anak tangga sambil menyandarkan kepalanya di railing.
"Loh... Papa mana Maa...? Belum turun juga...?" Tanya Clara yang tak lama kemudian terlihat menuruni tangga. Dengan hanya mengenakan kaos bergambar mini mouse kebesaran yang dijadikan sebagai daster dan handuk melingkar di rambutnya, ia terlihat begitu segar.
Sreet... PLAAAKKKK... Tepuk Ciello keras-keras kearah pantat adiknya setelah sebelumnya ia menaikkan bawahan tshirt kebesaran Clara."AAAAWWWW..." Rintih Clara
"Kalo mbangunin orang... Jangan ngagetin...." Omel Ciello ketika Clara lewat disampingnya.
"Aduuuhh..... Sakit Kaaakkk..." Rengek Clara sambil buru-buru berlari menjauh, "Mamaaa... Kak
Ciello tuuuhhh.... Aduuuh... Saaaakiiiiitttt...." Tambah Clara sambil mengusap-usap pantat
putihnya.
"Hhhhhh... Ciello... Jangan begitu aaahhh ama adiknya...." Sela Citra.
"Weeeee.... Mampuuusss...." Ejek Clara.
"Kamu juga Clara... Jangan suka ngisengin Kak Ciello..."
"Hahahaha... Rasain...." Balas Ciello.
"Udah-udah... Sekarang ayo kita makan...."
Ciello beranjak dari duduknya, melangkah kedapur dan membongkar-bongkar isi kulkas.
Mencari cemilan yang bisa segera dimakan saat itu juga. "Makanya... Jadi cewek tuh yang
anggun.... " Ucap Ciello mencoba memberikan nasehat, "Masa jadi cewek urakan seperti
cowok....
"Yeeeee....... Bodo.... Biarin amat.... Weeeek......" Bela Clara sambil melempar handuk
basahnya kewajah Ciello, "Suka-suka Adek lah Kaak......"
"Huuuhhh.... Dasar.... Siluman Ular bertoket melon......" Sahut Ciello membalas melempar
handuk Clara ke arahnya lagi.
"Heeeehh...... Udah Udah Udah...." Sela Citra lagi," Kalian tuh ya.... Kerjaannya beranteeeemm
mulu...."
"Ini bukan berantem Maaa...." Ucap Ciello sambil berjalan kearah Clara dan mengacak-acak
rambutnya. Membuat rambut basah Clara makin berantakan. "Ini tuh rasa keakraban.... Ya
nggak Dek......?" Tambahnya lagi dengan posisi memeluk adik tercintanya.
"Keakraban gundulmu......" Seru Clara membiarkan tubuh mungilnya terangkul sepenuhnya
didalam dekapan tangan Ciello.
"Laah... Ini bener loh Maa... Ini tuh keakraban yang menyenangkan......" Celetuk Ciello yang
tiba-tiba meremas payudara Clara gemas.
"Gemes ndasmuu...." Elak Clara yang sepertinya sudah tahu rencana Ciello, sudah buru-buru
mencubit selangkangan kakaknya dahulu sebelum ia berhasil meremas payudaranya.
"Awww Awww......Awww......"
"Dasar Monyet buntung Mesum.... " Ucap Clara dengan wajah menantang. Membuat Ciello
seketika mengurungkan niatannya, "Apaaa....? Apaaannn......? Mau aku patahin tuh titit......?"
"Heeeehhh.... Clara....... Kok ngomongnya seperti itu sih......?" Tegur Citra.
"Habisan Kak Ciello sih Maaa.... Mulai iseng lagi......"
"Ciellooooo.... Udah deeeeh......."
"Hehehehe.... Habisan gemes Maaa......" Ucap Ciello yang kemudian duduk diseberang kursi
Clara, tepat disamping ibunya."Udah udah.... Ini makanannya buruan dimakan...... Ntar kalo udah makin dingin jadi nggak
enak......"
"Papa Mana Maa....? Kok nggak kliatan.......?" Tanya Ciello.
"Papa lagi dikamar Sayang...... Lagi mandi......"
"Mandi....? Tumben amat Papa mandi sore...... " Celetuk Clara singkat, "Jangan-jangan....
Kalian tadi habis...... Hihihi....
"Habis apaan.......?" Tanya Mike yang tak beberapa lama kemudian muncul dari arah tangga.
"Nggg.... Nggak habis apa-apa kok Pa.... Hihihi......" Jawab Clara sambil meringis.
"Ayo-ayo... Buruan dimakan makanannya...... Jangan malah diem aja.... Ayooo... Nungguin
apaan sih......?" Tanya Mike lagi sambil berjalan mendekat kearah Citra, "Hai Saayang.... "
Sapanya pelan sembari memajukan bibirnya. berusaha memberikan salam kecup dipipi istrinya.
Namun, sebelum bibir Mike berhasil menyentuh pipi istrinya, Citra buru-buru menghindar,
memutar duduknya hingga menghadap kearah Ciello.
"Ciello Clara...Kesiniin piringnya... Biar Mama ambilin nasinya... " Ucap Citra ketus tanpa melirik
sama sekali kearah suaminya. dengan cekatan, ia menyajikan nasi dan beberapa lauk ke piring
putra putrinya.
Merasa dicuekin oleh istrinya, Mike hanya tersenyum dan segera mengambil duduk didepan
Citra.
"Makanan Papa nggak sekalian diambilin Sayang....?" Tanya Mike berusaha kembali menyapa
istrinya.
"Ambil aja sendiri...." Jawab Citra ketus.
Melihat ketegangan diwajah Mama Papanya, Clara buru-buru memandang Ciello. Mencari tahu
apa gerangan yang terjadi pada kedua orang tuanya. Namun sia-sia, karena kakak kandung
Clara juga tak mengetahui penyebab perlakuan dingin kedua orang tuanya itu dengan gerakan
mengangkat bahu.
***
Karena ketegangan yang terjadi antara Citra dan Mike, makan malam liburan itu terasa sunyi.
Hanya terdengar suara dentingan piring yang beradu dengan sendok. Satu-satunya suara dari
makhluk hidup adalah derikan sayap jangkrik yang keras terdengar dari luar villa.
"Haduuuhh.... Perut Clara kenyang banget nih......" Celetuk Clara berusaha memecahkan
keheningan.
"Hiya nih.... Hari ini.... Makananannya terasa benar-benar enak.... Perut Papa juga
kekenyangan.... " Sahut Mike " Ya nggak Ciello....?"
"Iya Paa.... Jawab Ciello sambil mengusap-usap perutnya.
"Istri cantikku.... Kamu berasa kekenyang juga nggak....?" Tanya Mike sambil melemparkan
senyuman manis kepada istrinya.Cuek. Citra tetap saja berdiam diri. Tak membalas perkataan suaminya sedikitpun.
"Hoooaaahhhmmm...... Ngantuk banget nih abis makan...... " Celetuk Clara ,"Sepertinya Clara
mau tidur duluan aja aaahhh...."
"Haaa....? Ngantuk......? Kamu pasti tadi kecapekan banget ya Sayang....? Masa baru aja
bangun udah mau tidur lagi......?" Tanya Mike
"Hihihi... Iya Paa.... Mumpung liburan...... Dipuas-puasin aja deh tidurnya......"
"Dasar kebo kebluk.... " Celetuk Ciello sambil melempar potongan tulang ayam kearah Clara.
"Huuuu.... Ngapaa......? Iri....?"
"Sssssttt.... Heeeehhh...... Udah udah.... Kalo kalian udah ngantuk.... Tidur duluan juga nggak
apa-apa kok.... Daripada berantem mulu... " Ucap Citra yang kemudian beranjak dari kursi
makannya dan melangkah kedapur.
"Aseeeekk...... Clara mau tidur panjang malam ini......"
"Heeeehh.... Enak aja langsung tidur...... Bantuin Mama beres-beres dulu gih...... Anak cewek
kok malesnya amit-amit......" Ejek Ciello lagi.
"Aaaduuuhh.... Clara udah ngantuk banget niiihhh.... Maaf ya Maaa.... Besok aja deh Clara
ngebantuinnya... Malam ini Clara absen dulu...." Jelas Clara mencoba memberikan alasan,
"Tapi tenang aja Maa.... Mama bakal dibantuin Kak Ciello kok...."
"Yeeee....... Dasar toket mabok...."
Sambil menjulurkan lidah, Clara langsung berlari menuju kamar tidurnya. Meninggalkan Mama
Papa dan kakak kandungnya diruang makan.
"Mama mau Papa bantuin atau gimana...?" Tanya Mike berusaha mencairkan suasanya lagi.
"Gausah... Kamu tidur aja sekalian...." Jawab Citra dengan wajah cemberut.
"Yaudah kalo nggak mau dibantuin...." Balas Mike, "Ciello... Papa bobo duluan yaa... Kamu aja
yang ngebantuin Mamamu..."
"Iya Paa... Siaaappp...." jawab Ciello sambil tersenyum lebar.
Melihat Mamanya sedang ada masalah dengan Papanya, entah kenapa hati Ciello merasa
begitu senang. Ia merasa itu adalah kesempatan baginya untuk dapat masuk memperdalam
ikatan batinnya. Masuk kedalam hati ibunya. dan ujung-ujungnya, masuk kedalam tubuh ibu
kandungnya.
Membayangkan tentang rencana busuknya, Ciello hanya bisa tersenyum-senyum sendiri.
Otaknya mulai mesum dan batang penisnya mulai mengeras. Terlebih ketika melihat busana
Citra ia pakai saat itu. Daster tipis rumahan berwarna hijau tosca yang sangat pendek,
payudara tanpa bra yang menonjol dari balik dan bentukan pinggangnya yang meliuk kecil,
membuat gejolak birahinya langsung meluap-luap.
"Ciello bawain piring dan gelas kotornya ya Maa...." Ucap Ciello sigap. Membawakan peralatan
makan bekas pakainya kedapur."Taruh aja disitu Sayang.... " Jawab Citra singkat sambil membuka keran, mengisi bak wastafel
tempat mencuci piring.
Dalam diam, Ciello melihat kecantikan Citra yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Aura
kekesalan nan rupawan, terpancar dari wajah putih ibu kandungnya. Cuek. Ketus. Dingin.
Namun, walaupun demikian, Citra masih terlihat begitu cantik, seksi dan mengairahkan
"Mama pasti capek banget ya Ma....?" Ucap Ciello sambil memegang pundak Citra.
"Hhhhhhhhh… Iya sayang… Capek banget..." Jawab Citra sambil menghela nafas panjang
"Aku pijitin aja ya Maa…?"
"Ehhmmhhh.. " Desah Citra menganggukkan kepala.
"Mmmm... Pundak Mama keras banget Maa…" Ucap Ciello lagi basa-basi, "Pasti... Mama
sedang banyak pikiran ya…?"
"Lehernya Sayang… Pijitin sekalian…" Pinta Citra tanpa menjawab pertanyaan putranya.
"Angkat rambutnya Maa…"
Dengan kedua tangannya, Citra segera menggelung rambut hitamnya keatas dan
memperlihatkan tengkuk putihnya yang ditumbuhi rambut-rambut tipis.
Melihat belakang leher jenjang ibunya, jantung Ciello tiba-tiba derdetak semakin kencang. Dan
entah mendapat ide darimana, Ciello tiba-tiba mencium belakang leher ibunya.
"Badan Mama kok wangi banget Maa...? CUP...." Ucap Ciello lirih sembari mengendusi pelan.
Menghirup aroma tubuh ibu kandungnya dalam-dalam.
"Makasih Sayang… "
"Mama pasti sedang banyak pikiran ya Maa… ? Urat-urat leher Mama juga tegang..." Kata
Ciello memberikan penjelasan sambil memijit pundak ibunya lagi.
"Ah kamu sok tahu...."
"Tahulah Maa..."
"Darimana tahunya...?"
"Dari kecantikan Mama yang sore ini berkurang….."
"Begitu ya Sayang…?"
"Iya Maa...." Jawab Ciello singkat, "Maafin Ciello ya Maa kalo sering buat Mama repot… " Kata
Ciello pelan, sambil mulai mengurut tengkuk Citra, "Maafin juga ya... Kalo Ciello sering buat
Mama stress…"
"Ehhmmm… Iya…. Sssshhhh…. Enak banget Sayang pijitanmu… " Desah Citra dengan nada
berat.
"Yaaahhh.. Kalo seumpama Mama punya masalah... Atau unek-unek… Atau apapun... Kasih
tau Ciello aja Maa… Kali aja Ciello bisa ngebantu…"
"Masalah…?"
"Iya Maa…. ""Walau mungkin susah..... Tapi Ciello janji bakal selalu ngebantu masalah Mama… Apapun
itu… " Ucap Ciello lagi yang kemudian diiringi dengan kecupan pelan ditengkuk ibunya,
"CUUP... CUUUPPP...."
"Ooohh.... Sayang… Makasih ya… " Ucap Citra pelan sambil menyentuh kedua tangan
putranya yang berada dipundak. Setelah itu, ia menggiringnya menuju ke pinggang.
"Mama cuman pengen... Kamu peluk Mama aja Sayang… " Ucap Citra sambil meminta kedua
tangan Ciello memeluknya erat.
"Ooohh..... Kalo cuman minta meluk mah.... Nggak usah sungkan buat minta ke Ciello
Maaahhh… "
"Hiya Sayang....Uuuuhhh… Hangat banget pelukanmu Sayang…"
"Hehehe… Buat Mama Cielo yang paling cantik... Permintaan apapun… Bakal Ciello lakuin
Maaa…"
"Makasih Sayang… " Ucap Citra yang semakin mempererat pelukan Ciello.
"Ciello sayang Mama… CUP..." Kecup Ciello lagi-lagi pada tengkuk ibunya.
"Ssshh... Iya Sayang.... Mama juga sayang kamu…"
"CUUPPP.... Badan Mama wangi…" Ucap Ciello sembari lagi-lagi mengendusi leher dan
pundak Citra.
"Ihhss.. Mama khan belum mandi sore Sayang…"
"Cewe.. Kalo cantik..... Nggak mandipun... Aromanya masih wangi Maaa… " Ucap Ciello yang
terus mengendusi Citra. "Cantik... Ya kaya Mama… Cantik…"
"Jadi kalo Mama seminggu nggak mandi… Tetep aja wangi ya…?"
"Hmmm… Sepertinya sih wangi Maa.... Mama khan cantik… Hehehe..."
"Hihihi… Dasar penggoda mesum…"
"Kok mesum Maa…?"
"Ya kalo nggak mesum… Kenapa dipantat Mama sepertinya ada barang yang keras-keras
ya…?" Bisik Citra risih ketika merasakan jika penis putranya mulai menggeliat dibawah sana
"Owwwhh.. Itu.... Hehehe… Itu reflek Maa…"
"Iiiihhss.. Dasar anak mesum…. Udah ahh.... Mama mau cuci piring dulu… Kalo kamu peluk
gini mulu... Mama nggak bisa gerak nih…" Ucap Citra ketus dan mendorong tubuh Ciello
supaya mundur..
"Nggak mau… Kalo Mama cemberut seperti itu mulu… Ciello nggak mau ngelepasin Mama…"
Ancam Ciello yang semakin mempererat pelukan tangannya.
"Ciellooo... Lepasin aahh… Sayang...."
"Enggak… Ciello nggak suka Mama cemberut seperti itu…. Senyum dulu doongg…"
"Hhhhhh… Ada-ada aja sih kamu Sayang...?" Citra menarik nafas panjang, kemudian menuruti
permintaan putra kandungnya itu. Ia lalu menarik ujung bibirnya kesamping. Membuat
senyuman lebar nan cantik diwajahnya."Naaahhh… Kalo gitu khan cantik Maa…" Puji Ciello yang alih-alih melepaskan pelukan
tangannya, malah semakin memeluk ibunya kuat-kuat. "Ngelihat kecantikan Mama balik
lagi….Ciello jadi makin sayang deh ama Mama…" Seru putra kandung Citra itu sembari
memajukan tubuhnya, menempel erat pada punggung Citra.
"Iiiiihhhsss... Sayang… Udah aaahh… Mama mau kerja dulu nih…"
"Kerja aja Maaa... Ciello nggak bakal ngeganggu kok… " Jawab Ciello singkat sambil makin
memajukan tubuhnya. Membuat Citra makin merasakan tonjOlan keras milik putranya di
sela-sela pantatnya.
"Tapi Mama nggak bisa bebas bergerak Sayang…"
"Hehehe… Nggak apa-apa Maa... Ciello bakal ikut bergerak kemanapun mama inginkan…"
Jawab Ciello yang terus menempel erat dibelakang tubuh Citra. Mengikuti gerakan tubuh seksi
ibunya setiap kali ia berpindah tempat.
"Mama cantik banget… " Ucap Ciello yang tak henti-hentinya memeluk tubuh ibu kandungnya.
Ia juga mengendus serta menghirup aroma tubuh Citra dan terus menempelkan
selangkangannya di belakang tubuh ibunya. Bahkan, tak disitu saja, melihat kepasrahan ibunya
ketika menerima sodokan-sodokan isengnya, Ciello mengira jika Citra mengijinkan dirinya untuk
berbuat lebih cabul lagi.
"Mama kok bisa secantik ini sih Maa…?" Puji Ciello yang mulai iseng merabai perut dan
pinggang Citra. "Udah cantik... Seksi pula... Badan Mama ini.... Bikin Ciello sering pusing Maa…
CUP..."
"Pusing apa nafsu…?"
"Hehehe..... Dua-duanya Maa… Pusing sekaligus nafsu.... " Ucap Ciello semakin berani
menggoda ibunya lebih jauh lagi. Memajukan selangkangannya, menohok sela pantat ibunya
secara terang-terangan
"Ohhh… Cielloo…" Bisik Citra lirih, "Udah aaahh… Jangan berbuat yang aneh-aneh aaahh…"
Tolak Citra pelan sembari berusaha menjauhkan tubuh putra kanduingnya dari belakang
tubuhnya.
"Ooohh.. Mamaaaa….. Ciello nggak aneh aneh kok.. Cuman pengen meluk Mama cantikku
ajaa…"
"Yaa kalo mau peluk… Nggak usah ngusel-nguselin kontolmu dong sayang…"
"Hehehe.. Itu tandanya Ciello sayang banget ama Mama…" Jawab Ciello yang sama sekali tak
menghiraukan keberatan Citra. Malahan, ia semakin mempererat pelukan tangannya sambil
terus menggesekkan tubuhnya naik turun. Menyelipkan batang penisnya yang sudah
menegang keras kearah sela pantat ibunya.
"Uuhhh.. Cielloooo…. Mama nggak bisa nafas niihh…. Jangan kenceng-kenceng meluknya…"
"Hehehe… Maaf Maa…. Habisan Mama wangi sih… Seksi … Aku jadi gemes deh ama
Mama…" Ucap Ciello berkali-kali.
"Mama juga sayang kamu Sayang… Cuman... Udah dulu ya Sayang… Udah… Jangan peluk
Mama seperti ini dulu… " Desah Citra yang tahu jika birahi putra kandungnya itu mulai tak
terbendung lagi."Bentaran lagi ahh Maa…." Tolak Ciello.
"Bentaran apa lagi sih...? Kamu mau ngapain Sayang…? Jangan macem-macem yaa… Ntar
Papa atau Clara bisa ngelihat kita loh… Meraka bisa saja datang kesini setiap saat...." Tolak
Citra yang kali ini mencoba menjauhkan sodokan pinggang Ciello dari pantatnya.
"Ehhmmmhhh.... Bentaran lagi Maa… Ciello mau keluar...."
"Haah…? Kamu mau apa…? " Panik Citra ketika mendengar kalimat putranya. Buru-buru ibu
dua anak itu menjulurkan tangannya kebawah.
Dan betapa kagetnya ia ketika mendapati jika Ciello sudah menurunkan celana kolornya,
mengeluarkan batang penis besarnya, dan menggeseki belahan pantatnya naik turun..
PRANG KLONTANG KLONTANG...
Sebuah panci terpeleset dan jatuh kelantai. Menimbulkan suara lantang yang terdengar ke
seuruh penjuru villa.
"ASSTAAGGAAA... CIEELLOOOO....!" Kaget Citra, "Ciello… Kamu jangan kurang ajar ya…
Aku itu Mamamu…." Seru Citra begitu menyadari jika putranya sudah melakukan perbuatan
cabul secara terang-terangan kepadanya.
"E...Ehhh… Ma’aaf Maa…. " Ucap Ciello yang setelah melihat raut wajah ibunya, tiba-tiba
merasa ketakutan, "Ciello pikir… Setelah apa yang sering kita lakukan belakangan ini… Kita
bisa…"
"BISA APA…?" Bentak Citra dengan intonasi keras namun bernada pelan.
"Bisaa.... Nggg....Yaa… Ngelakuin hal lain…"
"Hal lain seperti apa…? Ngentotin Mamamu sendiri…? Iya....?" Potong Citra dengan nada
tinggi.
"Nggg... Maaf Maa…"
"Udah-udah sana… Jauhkan kontol ngacengan kamu itu dari Mama dan buruan masuk kamar...
Mama nggak mau kamu ada didekat Mama…. PERGI….!"
"Ma'af Maa..." Ucap Ciello lemas seperti orang yang baru saja kalah perang. Dengan berat hati,
Ciello meninggalkan ibunya sendiran di dapur. Melangkah dengan lemas menuju kamarnya di
lantai atas vilaa.
"Aaaarrrggghhh…. Bisa stresss aku kalo seperti ini…." Seru Citra yang kemudian mengambil
panci yang tadi terjatuh kelantai dan menghempaskan panci itu ke bak cuci. Membuat panci itu
terbanting keras dengan suara kelontangan lantang.
KLONTANG KLONTANG KLANG...
Ia lalu menghentikan kegiatan cuci piringnya sejenak sembari menatap kearah jendela dapur.
"Ada apa Sayang…?" Tanya Mike yang tak lama kemudian sudah berada di dapur.Tak menjawab, Citra hanya duduk di kursi makan.
"Kamu baik-baik saja…?" Tanya Mike lagi sambil meraih tangan istrinya.
Tak juga menjawab, Citra segera menghindar dari tangan Mike.
Diambilnya ceret air panas dan sebuah cangkir. Dengan lincah, Citra meracik secangkir teh
kemudian melangkah kearah balkon dapur. Sembari menarik nafas panjang, ia duduk dikursi.
Sejenak, Citra menatap jauh ke arah danau yang sudah tak terlihat. Kearah bintang yang
gemerlapan dilangit. Dan mendengarkan suara gemericik air sungai dan suara alam yang
menenangkan.
"SLUURRPPP…"
Suara bibir Citra menyeruput teh hangatnya.
"Sayang… " Susul Mike sambil duduk di kursi balkon, "Kamu nggak apa-apa....? Kamu terlihat
begitu tegang Sayang… Kalo ada unek-unek… Ceritain ke aku dong…"
Tak menjawab, Citra malah meletakkan cangkir tehnya di meja balkon dan beranjak bangun
dari kursi.
"Sayang.... Tunggu dulu...." Cegah Mike yang segera meraih tangan istrinya.
Lagi-lagi, Citra menepis tangan suaminya dan melangkah masuk kearah ruang keluarga. Citra
lalu menghempaskan pantat bulatnya ke sofa dan meraih remote yang tergeletak di meja.
Dengan kesal, Citra menekan-nekan tombol remote controlnya gemas, mencoba mencari
channel TV favoritnya.
Tak mau dicuekin mulu, Mike segera menyusul Citra kedalam. Sambil membawakan cangkir teh
istrinya, ia berjalan ke ruang keluarga.
"Sayang....?" Panggil Mike yang kemudian dudul di ujung sofa. Ia lalu meraih kaki Citra dan
mengusap telapak kakinya pelan, "Aku pijitin ya....?"
Sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi Mike, untuk memijat kaki Citra ketika mereka sedang
berselisih paham. Ia tahu benar jika itu adalah satu-satunya cara buat meredakam emosi
istrinya ketika sedang tinggi. Dengan sengaja, Mike menekan ujung jari jempol Citra
keras-keras.
"Uhhh... Pelan-pelan Mas…" Lenguh Citra pelan.
"Eh iya…" Jawab Mike.
Citra melirik wajah suaminya tajam dan menghela nafas panjang."Kamu nakal sekali Mas...... " Ucap Citra membuka percakapan, "Masa anak sendiri kamu
pejuhin…?"
"Nggg.... Iya.... Mas Minta maaf Dek...."
"Emang… Aku kurang memberimu kepuasan ya Mas....?" Tanya Citra lagi.
"Enggak Dek…. Kamu selalu memuaskan aku kok…."
"Lalu…? Kenapa kamu sampe tega melakukan hal itu Mas......? " Tanya Citra dengan wajah
serius, "Kamu mejuhin anak sendiri loh Mas.... "
"Iya... …"
"Kamu sadar nggak sih Mas...? Kalo Clara itu putrimu... ? Dia Anak kandungmu sendiri loh...."
"Iya Mas tahu.... "
"Kalo Mas tahu… Kenapa Mas masih ngelakuin hal itu....?"
"Mas nggak tahu Dek.... "
"Kok nggak tahu....?"
"Iya… Mas nggak tahu.... "
Sejenak, Mike juga mengambil nafas panjang.
"Mas juga ngerasa aneh Dek.... Akhir-akhir ini Mas ngerasa ada yang beda pada diriku...
Karena setiap ngelihat Clara… Entah kenapa menjadi khilaf.... "
"Khilaf....?" Kaget Citra, "Khilaf bagaimana Mas....?"
"Ya khilaf Dek.... Khilaf.... Mas selalu menganggap Clara itu dirimu... Mas seolah lupa kalo Clara
itu putri kandung Mas...."
"HhhhhHhhh.... " lagi-lagi Citra menghela nafas panjang, "Kamu kok gitu sih Mas....?" Ucap
Citra yang sekarang sudah menatap suaminya,"Kamu memang penjahat kelamin Mas...... "
"Maaf Dek..... Mas khilaf.... " Ulang Mike lagi yang kemudian merebahkan tubuhnya tepat
disamping Citra.
"Khilaf apa nafsu Mas......?"
"Nggak tahu Dek...... Mas nggak tahu.... " Ucap Mike lirih, "Entah kenapa... Setiap kali Mas
melihat kecantikan Clara.... Membuat Mas langsung kehilangan akal sehat Mas....."
"Itu anak kandungmu sendiri loh Mas....Itu anak yang lahir dari benihmu...."
"Iya.... Mas tahu Dek...." Jawab Mike, "Maaf...."
"Hhhhhh... Mas mau minta maaf... Tapi kok yang dibawah situ nggak mau minta maaf...?" Bisik
Citra lirih sembari mengusap selangkangan suaminya, "Minta maaf tapi kok kontolnya
ngaceng.... ?"
"Hehehe.... Habisan kalo kamu elus-elus gini... Siapa yang nggak bakalan ngaceng Dek....?"
Ucap Mike mencoba bercanda.
"Halah... Bohong... Pasti kamu ngaceng gini gara-gara kita ngomongin Clara ya...?" Tebak Citra.
"Nnggg....... Nggak juga sih...."
"Ngaku aja Mas.... Kontolmu ngaceng gini gara-gara kamu mikirin Clara khan....?"
"Nnggg.... Iya sih.... Sedikit......""Sepertinya... Kontolmu ini kayaknya nggak bakalan bisa puas dari hanya satu memek ya
Mas....?"
"Nggg.. Maksudnya...?" Heran Mike.
"Kalo misal tadi Adek nggak masuk kekamar Clara... Kira-kira Mas bakal ngelakuin hal yang
lebih jauh lagi ngga ya Mas....?
"Hal yang lebih jauh....? Hal apa Dek...?"
"Nggak tahu... Mungkin... Kamu bakal jilat tetek Clara kali...? Atau kobelin memek Clara kali...?
Atau mungkin Mas mau minta entotin anak kita...?"
"Eehhhh.... ? Kok kamu nanyanya gitu Dek...?"
"Ya engak.... Adek cuman pengen tahu aja Mas..... Kira-kira kamu bakal ngelakuin semua hal
itu apa nggak...?"
"Yaaa.... Enggak lah Dek.... Emang Mas udah gila apa...?"
"Ya khan Adek cuman pengen tau aja Mas.... Mas bakalan tega apa nggak...."
"Tega...? Tega apa...?"
"Iya.... Mas bakalan tega buat ngambil perawan Clara nggak....?"
Mike tak menjawab. ia hanya menatap wajah cantik istrinya dalam-dalam.
"Kalo misalnya.... Clara mau dientotin ama Mas... Kira-kira Mas bakal ngelakuinnya apa
nggak...?"
"Ngelakuin apa...? Ngentotin Clara......?"
"Iya.... Mas mau apa nggak....?"
"Nggg...."
"Jawab Mas.... " Tanya Citra tegas, "Adek pengen tahu.... Mau atau enggak.....?"
"Ngggg...."
"Gimana Mas...? Mas mau atau enggak....?"
"Gimana ya....?" Bingung Mike sambil berpikir keras.
"GILA kamu ya Mas.... Kamu gila...."
"Laahh...? Kok gila....?"
"Ya itu.... Kamu nggak bisa langsung ngejawab pertanyaan Adek...."
"Jadi kalo aku nggak bisa langsung jawab... Itu artinya aku gila....?"
"Bagi Adek... IYA...." Jawab Citra tegas, "Itu artinya... Kamu pasti ada kepengenan buat berbuat
lebih jauh lagi dengan Clara...... Ya khan Mas....?"
"Ya enggak lah...."
"Ngaku aja Mas.... Kamu pasti pengen khan Mas... Buat merasakan kenikmatan tubuh
Clara....?" Tanya Citra dengan nada menggoda, "Kamu pengen khan Mas... Bisa ngisepin tetek
Clara yang besar itu...?"
"Emang kamu nggak pengen Mas... ? Bisa ngejilatin memek Clara yang mungil itu...? Ngobelin
memek anak kandungmu sendiri sampe dia ngedesah-desah keenakan...? Kamu jilat memekClara sampe dia kelojotan...?"Tanya Citra sambil mengusap-usap penis Mike yang sudah
menegang keras.
"Nnggg.... Gimana ya...?"
"Emangnya... Kamu nggak pengen Mas...? Ngebelah memek perawan Clara pake kepala
kontolmu ini Mas...? Kepala kontol yang juga dulu ngebelah memek perawan Adek ini Mas..."
"Kamu nggak pengen....? Nyodok-sodok liang rahim putri kecilmu yang semokmu itu pake
kontol panjangmu ini...? Hingga ngebuat Clara menjerit-jerit keenakan dan lemas karena dia
orgasme...?"
"Kamu nggak pengen...? Ngaduk-aduk isi memeknya...? Nusukin kontolmu sampe bener-bener
habis kepangkal rahim Clara...? Sampe akhirnya... Kamu bisa mejuhin liang peranakan putrimu
dengan jutaan benih pejuhmu yang subur...??"
"Emangnya... Kamu nggak pengen Mas...? Ngelakuin semua hal yang seksi seperti itu Mas...?"
"Ngggg.....Gimana ya.... ? " Bingung Mike, "Sebenernya.... Mas pengen Dek.... Bisa ngentotin
cewek secantik dan seseksi Clara... Siapa juga yang nggak pengen... Pengen banget malah..."
Ucap Mike jujur tanpa bisa beralasan.
"Astaga Mas...." Kaget Citra sambil menutup mulutnya, "Adek nggak nyangka Mas..."
"Loohh... Ehhh...." Kaget Mike yang tiba-tiba tersadar dengan semua pertanyaan Citra barusan,
"Maksud Mas..."
"Tega ya Kamu Mas...." Rutuk Citra, "Ternyata.... Adek menikahi seorang penjahat kelamin....
Parah banget kamu Mas..."
"Bukan.... Bukan gitu Dek....
"Aaaahhhh...... Semua pria emang sama....." Ucap Citra sambil beranjak dari sofanya.
"Tunggu bentar Dek.... Bukan gitu maksud Mas.... Denger... Mas bisa jelasin semuanya....."
"Udah ah.... Bodo.... Adek ngantuk.... Adek mau bobo.
"Adek.... Denger dulu...." Tahan Mike yang mencegah kepergian istrinya.
"APA......?" Tanya Citra ketus.
"Tunggu dulu dooong.... Mas mau ngomong...."
"Mau ngomong apa lagi...? Semua udah jelas Mas..."
"Hhhhhhh.... " Sela Mike menghela nafas, "Untuk apa yang terjadi tadi sore antara Mas dengan
Clara... Mas bener-bener minta maaf... " Ucap Mike sembari mengecup jari tangan Citra.
"Cuman... Mas akhir-akhir ini juga berpikir... Jika kamu juga sepertinya ada rasa dengan
Ciello..."
"A.. Ada rasa dengan Ciello...?" Kaget Citra, "Ma.. Maksud Mas apa....?""Iya.... Mas pikir.... Kamu juga punya rahasia dengan Ciello...... Putra kita...... " Jawab Mike
pelan, "Apa kamu juga ada maen dengannya...? Sayang...?"
DEEG
Jantung Citra seolah berhenti berdetak. Otaknya segera berpikir keras mengenai segala
kemungkinan yang bisa terjadi dari hubungannya dengan putranya.
"Apakah Mike tahu semua perlakuan mesumku dengan Ciello....?" Tanya Citra dalam hati,
"Apakah Mike tahu langsung...? Atau dia tahu dari orang lain...?"
"Jawab Sayang...? Kok malah diem aja...?"
"Jangan nuduh yang macem-macem ya Mas... " Sergah Citra membela diri, "Apa buktinya Adek
ada maen dengan Ciello...?"
"Ya Mas nggak tau Dek... Mas belom punya bukti... " Jelas Mike, "Cuman firasat Mas... Kamu
juga ada maen dengan Ciello..."
"Huuuu.... Jangan karena kamu ketangkep basah udah mejuhin Clara... Kamu bisa bales
menuduh Adek ngelakuin hal yang nggak-ngak dengan Ciello ya Mas... Adek nggak suka..."
"Mas nggak nuduh sayang... Mas cuman tanya... Mas berfirasat..."
"Firasatmu nggak beralasan Mas... Kamu terlalu mengada-ada...."
"Mas cuman merhatiin aja Dek.... Kamu punya hubungan special dengan putra kita.... Terlebih
ketika Mas ngelihat ketika kamu sedang berduaan dengan Ciello... Raut wajahmu langsung
berubah...."
"Berubah gimana....??"
"Kamu jadi lebih ceria aja... Lebihsegar.... Lebih berseri-seri..." Jelas Mike, "Kamu... Nggak
sedang jatuh cinta dengan anak kita khan Dek...?"
"Adek...Jatuh cinta atau tidak... Itu bukan urusanmu Mas... Itu rahasia ibu dan anak...." Ucap
Citra membela diri, "Lagian kalo Adek memang beneran cinta dengan Ciello.... Apa sih
salahnya...? Toh dia anak Adek juga..."
"Ya kalo begitu kita sama dong Dek... Aku juga cinta ama Clara...." Ucap Mike mencoba
membela diri.
"Beda Mas... "
"Loohh...? Bedanya...?"
"Menikmati aurat tubuh wanita hingga ngocokin kontol... Lalu mejuhin dia... Itu namanya bukan
cinta Mas.... Itu pencabulan... "
Mike kembali terdiam, tak mampu memberikan pembelaan bagi dirinya sendiri.
Melihat suaminya tak mampu berkata apa-apa. Membuat Citra merasa menang.
"Itu jauh dari yang namanya cinta Mas.... Itu birahi... Itu nafsu.... " Ucap Citra lirih, "Ngerti...?"Seolah kehabisan kata, Mike sama sekali tak menjawab. Ia hanya terdiam dan menatap tivi yang masih menyala terang di ruang keluarga,
"Hhhhh.... Ada lagi yang mau dibicarakan Mas Mike...?" Tanya Citra sambil beranjak dari sofa ruang keluarga. "Kalo nggak ada... Adek mau bobo..."
"Tunggu bentar Dek... " Sergah Mike sembari memegang pinggang istrinya. "Apalagi sih Mas...? Adek udah ngantuk banget niiihhh..."
"Duduk sini bentaran dong Dek... " Ucap Mike yang tanpa basa basi, langsung memelorot celana dalam istrinya lalu menarik tubuhnya mundur. Dan begitu pantat Citra turun mendekat ke selangkangan Mike nya, ia segera mengarahkan penisnya ke lubang vagina istrinya.
"Aaahhh... Maasss.. Kamu mau apa...?" Kaget Citra reflek. ***
TOK...TOK...TOK.... "Kaak... Kak Ciellooo..." Panggil Clara dengan nada super pelan. TOK...TOK...TOK....
"Apa...?" Jawab Ciello ketus.
CKLEK.... Suara pintu kamar terbuka.
"Kakak sedang apa...?" Tanya Clara menjulurkan kepalanya masuk kedalam kamar Ciello. "Emangnya aku keliatannya sedang apa...?" Jawab Ciello "Eh Kak... Papa ama Mama sedang berantem ya Kak...?" Tanya Clara yang tiba-tiba nyelonong masuk kedalam kamar Ciello, "Kok sepertinya tadi pas makan malam... Mereka berdua keliatan
tegang amat..." "Nggak tau deh Dek.... " Jawab Ciello yang sedang bersiap-siap tidur. "Kira-kira...... Mereka berantem tentang apaan ya....?" "Nggak tau...." "Pasti salah Papa berat banget deh.... Mama sampe ngambek seperti itu...." "Aauuukkk.... Aahh... " Jawab Ciello tak tertarik dengan obrolan adik kandungnya. Ia kemudian
merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Ciello sama sekali tak menghiraukan segaa pertanyaan dan rasa penasaran Clara.
"Kak...? Kamu kenapa...?" Tanya Clara yang melihat Ciello yang tiba-tiba tak menghiraukan keberadaannya, "Tumben Kakak kaya kerupuk kena aer... Peeesss... Lemeess.... Hihihi...."
Bersambung Part 2..
Labels: KISAH KELUARGA BAHAGIA


0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home