Thursday, May 5, 2022

KISAH PACARKU & ADICKNYA

 Cerita ini berawal ketika aku pacaran dengan Dian, Dian adalah seorang gadis mungil dengan tubuh yang seksi dan dibalut oleh kulit yang putih mulus. Walaupun payudaranya tidak terlalu besar, ya.. kira-kira berukuran 34 lah. Selama pacaran, kami belum pernah berhubungan badan. Hanya saja kalau nafsu sudah tidak bisa ditahan, biasanya kami melakukan oral seks.

Dian memiliki dua orang adik perempuan yang cantik. Adiknya yang pertama, namanya Elsa, juga mempunyai kulit yang putih mulus. Namun payudaranya jauh lebih besar daripada kakaknya. Menurut kakaknya, ukurannya 36B. Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Dian. Payudaranya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudaranya. Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.

Pada suatu hari, saat di rumah Dian sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Dian mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya. Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Dian. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Dian menyodorkan sebuah VCD porno. Hei, dapat darimana sayang? tanyaku sedikit terkejut. Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya, katanya sambil duduk di pangkuanku. Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya? pintanya sedikit memaksa. Oke, terserah kamu, jawabku sambil menyalakan TV.

Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Dian yang duduk di pangkuanku. Dian pun memandang ke arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan. Ehm, kamu udah terangsang ya sayang? tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras.

Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Dian kugendong menuju kamarnya. Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut.Aahh.. ahh.. sa.. sayang, Dian udah nggak kuat.. emh.. ahh.. Dian udah mau keluar.. aackh..

ahh.. ahh! Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan

penisku ke arah mulutnya. Tangan Dian meremas batangku sambil mengocoknya dengan

perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya. Setelah

puas bermain dengan buah pelirku, Dian mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya

memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Dian

memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih

dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam

vaginanya yang masih perawan itu.

Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Dian terkejut bukan main.

Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget.

Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama? teriak Agnes. Sedangkan Elsa hanya

menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati

Agnes. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes

berteriak tertahan sambil menutup matanya.

Iih.. Kakak! jeritnya. Itunya berdiri! katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum

melihat tingkah lakunya.

Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak

ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya.. kayak begini ini. Nanti

kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum?

tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan.

Mau nggak Kakak ajarin? tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.

Mmh, Agnes malu ah Kak, desahnya.

Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak? kataku sambil menciumi belakang

lehernya yang ditumbuhi rambut halus.

Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian, jawabnya

sambil memejamkan mata.

Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku

beralih ke Elsa.

Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak? Elsa mengangguk sambil kepalanya masih

tertunduk.

Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat

tidur.

Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih

dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga.

Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya

sangat menikmati tugasnya itu. Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu

Agnes. Agnes, bajunya Kakak buka ya? pintaku sedikit memaksa sambil mulai membukakancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke

lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah.

Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes

pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud

membuka BH-nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku.

Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil, katanya sambil menutupi dadanya dengan

tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia

berkaca. Sementara aku ada di belakangnya. Dibuka dulu ya! kataku membuka kancing BH-nya

sambil menciumi lehernya.

Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan

putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu. Nah, kamu lihat sendiri kan.

Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja

kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga, kataku sambil

mengusapkan penisku ke belahan pantatnya. Agnes mendesah keenakan. Kepalanya

bersandar ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanxa nafasnya saja yang kudengar makin

memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya.

Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya.

Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali

kujilat klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.

Aahh.. ach.. ge.. geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh.. aahh..

ahh.

Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Dian

kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Dian menyuruh Agnes menjilati vaginanya.

Sementara itu, aku mulai mencumbu Elsa. Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu

segera kubuka BH-nya. Sehingga payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan

mukaku. Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen,

godaku sambil meremas-remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar. Sedangkan

Elsa hanya tersenyum malu. Ahh, ah Kakak, bisa aja, katanya sambil tangan kirinya mengelus

kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku.

Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil

mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja

muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui,

kocokannya lebih nikmat daripada Dian. Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar

dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu

kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Dian, sehingga membuatku sedikit kesulitan

melihat vaginanya. Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Elsa

mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi

vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali

pikirku.aahh, Kak.. Elsa mau pipiss.. erangnya sambil meremas pundakku.

Keluarin aja. Jangan ditahan, kataku.

Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku

sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat.

Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke tempat tidur. Kulihat Dian dan Agnes sedang asyik

berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing. Sementara di sprei

terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena Dian adalah

pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Dian

nungging. Sayang, Dian udah lama nunggu saat-saat ini, katanya sambil mengambil posisi

nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku

dengan mesra.

Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai

kumasukkan sedikit demi sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan.

Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. Aachk! Sayang, sa.. sakit!

aahhck.. ahhck.. Dian mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan. Sehingga

akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar.

Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan

penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak.

Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum

pernah dia rasakan sebelumnya. Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Dian menggeliat

dengan liar dan mengerang dengan keras. Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas

yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Dian sudah

ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya.

Kok ada darahnya sayang? tanya Dian terkejut ketika melihat ke vaginanya.

Kan baru pertama kali, balas Dian mesra.

Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang? kataku menenangkannya sambil

mengeluskan penisku ke mulut Elsa. Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku

pindah ke Elsa.

Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh

mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya. Kemudian

kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit oleh

payudaranya, kurasakan kehangatan. Ooh.. Elsa, hangat sekali. Seperti vagina, kataku sambil

memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar

dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan.

Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan

ke mulut bawahnya. Dimasukin sekarang ya? kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir

kewanitaannya. Kusuruh Elsa lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian

kumasukkan ke dalam kewanitaannya. Dibanding Dian, vagina Elsa lebih mudah dimasukikarena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki.

Sama seperti kakaknya, Elsa sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu

dipedulikannya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan

perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku. Aahh.. aahh.. aacchk.. Kak

terus Kak.. ahh.. ahh.. mmh.. aahh.. Elsa udah mau ke.. keluar. Mendengar itu, semakin dalam

kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku. Aahh.. Kak.. Elsa keluar! mmh..

aahh.. ahh.. Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan

yang sangat banyak. Elsa, nikmat khan? tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat. Enak

sekali Kak. Elsa belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi?

tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk.

Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Dian. Yang kemudian disambut dengan

ciuman mesra oleh Dian.

Nah, sekarang giliran kamu, kataku sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk

merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar

jantungnya berdegup dengan keras. Agnes jangan tegang ya. Rileks aja, bujukku sambil

membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk lemah. Kubaringkan

tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya

ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya

mengocok penisku. Beberapa saat kemudian, Kak.. aahh.. ada yang.. mau.. keluar dari memek

Agnes.. aahh.. ahh, erangnya sambil menggeliat-geliat. Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja,

kataku sambil meringis kesakitan. Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja

aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat. Aahh.. aachk.. nikmat sekali Kak..

nikmat.. jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.

Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat

pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya

dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit. Vaginanya sempit sekali. Maklum,

masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang menahan sakit.

Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil

kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga

akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya. Hentakan yang cukup keras tadi membuat

Agnes menjerit kesakitan.

Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut.

Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes

mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam

menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.

Aahh.. aahh.. aachk.. Kak.. Agnes.. mau keluar.. lagi, katanya sambil terengah-engah. Selesai

berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua

kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya,

kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra.Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat. Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, croott.. croott.. creet.. creet! Air maniku memancar banyak sekali. Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Elsa di samping kiriku, sedangkan Dian tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku. Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya. That was the best day of my live.


TAMAT

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home